Source: https://id.pinterest.com/
Sebuah tulisan dari: Alya Rafifah Shabira dan Fairy Rayyana
Adakah dari kalian yang masih pacaran? Apa keuntungan dari pacaran? Apakah hanya untuk mengikuti zaman (trend)? Atau karena kau kesepian?
Pacaran hanya akan membawamu kepada kehancuran. Untuk apa sih ikut-ikutan trend karena jodoh itu telah diatur oleh ALLAH SWT. Emang kalian mau jagain jodoh orang? Dengar ya! Mau kalian pacaran selama 1000 tahun pun yang namanya bukan jodoh tidak akan pernah bersama.
Tentang soal kesepain, ALLAH lebih dekat daripada urat nadi kita sendiri. Jadi soal jodoh kita gak perlu pikirkan lagi, karena sejak di dalam kandungan Allah sudah mengatur jodoh kita masing-masing.
Daripada memilih pacaran, mending kita contoh kisah cintanya Fatimah Az-Zuhra dan Ali bin Abi Thalib :
Ali dan Fatimah, bukan dua orang yang saling berpacaran apalagi menebar rayuan-rayuan gombal untuk sampai pada jenjang pernikahan. Kisah keduanya justru diliputi kesabaran dan doa pun menjadi harapan bagi keduanya supaya dipertemukan cinta dalam diam, istilah kerennya.
Pintu hati Ali terketuk pertama kali tatkala melihat Fatimah dengan sigap membasuh dan mengobati luka ayahnya, yaitu Nabi Muhammad SAW. yang luka parah karena perang.
Dari situlah kemudian dia bertekad melamar putri Rasulullah. Ali kemudian dengan tekun mengumpulkan uang untuk membeli mahar dam mempersunting Fatimah. Akan tetapi, belum genap uang Ali untuk membeli mahar, sahabat Nabi, Abu Bakar sudah terlanjur melamar Fatimah. Hati Ali pun hancur. Kemudian Ia pun menyadari bahwa dalam kualitas iman dan Islam, dirinya jauh di bawah Abu Bakar, walaupun dikenal sebagai pahlawan Islam yang gagah berani, Ali dikenal miskin. Hidupnya dihabiskan untuk berdakwah di jalan Allah. Namun tak disangka, Fatimah menolak lamaran Abu Bakar.
Keceriaan Ali pun kembali seperti sedia kala. Ia mengumpulkan tekad untuk kembali melamar Fatimah. Akan tetapi, rupanya kecerian tersebut tidak berlangsung lama. Umar bin Khatab, sahabat Rasulullah yang lain datang meminang Fatimah. Lagi-lagi Ali hanya bisa pasrah karena dia tidak mungkin bersaing dengan Umar yang gagah perkasa. Tak hanya kekuatan imannya yang luar biasa, ia juga disegani orang-orang pada masa itu. Akan tetapi, lagi-lagi Fatimah menolak lamaran Umar.
Tapi saat itu Ali belum berani mengambil sikap, dia sadar dirinya hanya pemuda miskin. Bahkan harta yang dimilikinya hanya satu set baju besi ditambah persediaan tepung kasar untuk ia makan. Kepada Abu Bakar as-Siddiq, Ali mengatakan, ”Wahai Abu Bakar, Anda telah membuat hatiku goncang yang sebelumnya tenang. Anda telah mengingatkan sesuatu yang sudah kulupakan Demi Allah, aku memang menghendaki Fatimah, tetapi yang menjadi penghalang satu-satunya bagiku ialah karena aku tidak mempunyai apa-apa”.
Abu Bakar terharu dan mengatakan, ”Wahai Ali, janganlah Engkau berkata seperti itu. Bagi Allah dan Rasul-nya, dunia dan seisinya ini hanyalah ibarat debu-debu bertaburan belaka”.
Mendengar jawaban Abu Bakar, kepercayaan dari Ali kembali muncul untuk melamar gadis pujaannya saat teman-temannya sudah mendorong agar Ali memberanikan diri melamar Fatimah. Ia pun mengumpulkan keberanian untuk menghadap Rasulullah. Dari hadis riwayat Ummu Salamah diceritakan bagaimana proses lamaran tersebut.
“Demi Allah” jawab Ali bin Abi Thalib dengan terus terang ”Engkau sendiri mengetahui bagaimana keadaanku, tak ada sesuatu tentang diriku yang tidak Engkau ketahui. Aku tidak mempunyai apa-apa selain sebuah baju besi, sebilah pedang dan seekor unta”.
“Tentang pedangmu itu”, kata Rasulullah menanggapi jawaban Ali bin Abi Thalib, ”Engkau tetap memerlukannya untuk meneruskan perjuangan di jalan Allah. Dan untamu itu engkau juga perlu untuk keperluan mengambil air bagi keluargamu dan juga engkau memerlukannya dalam perjalanan jauh. Oleh karena itu, aku hendak menikahkan engkau hanya atas dasar mas kawin sebuah baju besi saja. Aku puas menerima barang itu dari tanganmu. Wahai Ali, engkau wajib bergembira, sebab Allah sebenarnya sudah lebih dulu menikahkan engkau di langit sebelum aku nikahkan engkau di bumi”. Setelah segalanya siap, dengan keceriaan tiada tara, disaksikan oleh para sahabat, Rasulullah mengucapkan kata-kata ijab kabul pernikahan putrinya.
“Bahwasanya Allah SWT. memerintahkan aku supaya menikahkan engkau Fatimah atas mas kawin 400 Dirham (nilai sebuah baju besi). Mudah-mudahan engkau dapat menerima hal itu”. Maka menikahlah Ali dengan Fatimah. Pernikahan mereka penuh dengan hikmah walau diarungi di tengah kemiskinan. Bahkan dalam riwayat lain disebutkan, Rasulullah sangat terharu melihat tangan Fatimah yang kasar karena harus menepung gandum untuk membantu suaminya.
Allah akan mengatur segalanya untukmu sesuai waktunya. Jadi jangan khawatir jika kalian tidak mempunyai pacar, karena Allah telah mengatur segalanya, gak perlu khawatir selalu ada orang yang tepat diwaktu yang tepat.
Saran kami adalah kalau mau jodoh yang baik maka berdoalah seperti yang di bawah ini:
“Ya Allah, tolong titipkanlah hamba kepada seorang pria yang bertaqwa, beriman, sholeh dan taat dengan engkau ya Allah, yang akhlaknya sebaik Nabi Muhammad, yang tampan setampan Nabi Yusuf, yang kaya sekaya Nabi Sulaiman, yang gagah segagah Nabi Musa dan yang sabar sesabar Nabi Ayyub.” Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin…..
Comments
Post a Comment